إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS Al Hijr : 9)
Sudah sangat lazim
dan begitu mainstream, remaja dan anak-anak muda sekarang lebih banyak
menghabiskan waktu untuk nongkrong dan mantengin gagdet bersosmed
ria. Bahkan, kamus pemikiran anak-anak
muda zaman ini lebih terforsir pada urusan cinta, asmara, cemburu, jomblo,
jadian, tikung-menikung dan sebagainya.
Urusan mengaji,
membaca, apalagi menghafal Qur’an. Ah, nanti dulu. Itu tidak kekinian. Jarang sekali menemukan remaja dan anak muda
yang punya perhatian dan semangat besar (ghirah) untuk mempelajari,
mendalami dan menghafal Al Qur’an. Apalagi mentadabburi dan mengamalkan Al Qur’an.
Namun, fakta di
atas tidak berlaku bagi remaja satu ini. Umurnya masih belia, 19 tahun. Namun
siapa sangka, cowok ganteng dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang baru
lulus SMA ini sudah hafal Al Qur’an 30 Juz. Nama lengkapnya Kuswandi.
Biasa dipanggil Andi.
Di tengah angka
buta aksara Qur’an yang masih tinggi di Indonesia, hafal 30 juz apalagi di usia
remaja, adalah prestasi yang cukup “langka” dan membanggakan.
Perjuangan Andi
untuk hafal Al Qur’an 30 juz tidaklah mudah. Butuh perjuangan panjang dan waktu
yang lama. Ia memulai hafalanya sejak kelas dua SMP, 4 tahun silam. Salah satu
santri di Ma’had Hadits Al Junaidiyah Watampone, Kabupaten Bone ini harus
menghafal satu halaman tiap hari. Kemudian murojaah atau setor hafalan kepada
ustadz pembimbing.
Adalah ketekunan, kesungguhan
dan niat yang ikhlas sebagai modal utama. Disamping butuh suasanan hati dan mood
yang harus benar-benar oke.
Andy juga baru saja
mengikuti ivent Musabaqoh Hifdzil
Qur’an (MHQ) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di
Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kantor Kementerian Agama memberikan perhatian yang cukup besar bagi para penghafal Al Qur'an. Diantaranya adalah banyaknya pembinaan tahfidzul Qur'an melalui rumah tahfidz atau camp tahfiz, hingga banyaknya beasiswa khusus bagi anak muda usia 18 - 22 tahun yang hafal Qur'an utuk menempuh studi di luar negeri seperti Turki, Maroko, Yaman, atau Mesir.
Jadi, jangan khawatir tentang masa depan para penghafal Al Qur'an. Karena ia adalah istimewa. Utamanya di hadapan Allah Ta'ala. Masalah lain-lain serahkan semua pada Allah. Pasti, la khoufun 'alaiyhim wa lahum yahzanun.
Kapan nih mau meniru jejak Andi?
Salam generasi Qur'any, generasi masa depan.
Author : Adi Esmawan
Sumber gambar : Facebook
1 komentar:
:)))
Posting Komentar