Guz Azmi : Pesona Santri Pelantun Shalawat

Nama M. Ulul Azmi Askandar Al Abshor mungkin tidak begitu terkenal di kalangan selebritas. Namun bagi  remaja para pecinta shalawat, Guz Azmi, santri Pondok Pesantren Nurul Qodim, Kalikajar, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, sangatlah kondang lagi populer.

Awalnya, adalah sebuah akun youtube group Sholawat “Syubbanul Muslimin”, yang mengunggah sebuah video sholawat “An Nabi Sholu ‘Alaih”. Vokalnya adalah seorang remaja tampan, ya, dialah M. Ulul Azmi Askandar Al Abshor atau lebih terkenal dengan sebutan “Gus Azmi”.

Putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Ahmad Ulil Abshor Ishomudin dan Bunda Laila  Syadzili Askandar. Guz Azmi berasal dari Kanigoro, Blitar Jawa Timur dan ayahandanya adalah alumni Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur.


Usia Guz Azmi masih sangat belia, yakni 14 tahun (lahir 23 April 2004) dan masih duduk di kelas VIII Tsanawiyah. Menurut cerita ayahandanya di salah satu akun sosial media, sejak kecil Guz Azmi memang sudah berprestasi.


Kini, salah satu vokal hadroh “Syubbanul Muslimin” asuhan KH. Hafizul Hakiem Noer yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qodim Probolinggo Jawa Timur menjadi idola baru khususnya bagi remaja putri. Wajahnya yang tampan rupawan serta suaranya yang mengalun merdu, ditambah statusnya sebagai santri, akan menjadi pesona tersendiri.

Alunan  merdu Gus Azmi akan dapat dinikmati melalui akun youtube “Syubbanul Muslimin” yang membawakan beberapa sholawat yang siap menjadikan anak-anak milinial lebih cinta terhadap syiar Nabi Muhammad SAW. Meski kadang harus “baper” karena Guz Azmi juga membawakan senandung rindu dan cinta.


Source foto : akun instagram bebe-culent

Muhammad Miftah Faridl : Qari' Remaja yang Menginspirasi



Ada yang menarik dari acara Peringatan Nuzulul Qur’an di Istana negara beberapa waktu lalu. Selain mendatangkan ulama besar Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, yang juga mengundang perhatian adalah Qari’cilik yang tampil begitu indah menawan dan membuat Presiden Jokowi terharu.  Lantunan kalam ilahi dibawakan dengan begitu merdu, syahdu dan merasap ke dalam relung-relung qolbu. Ya, Qari’ cilik itu bernama Muhammad Miftah Faridl.

Qari’ yang masih belia ini merupakan Juara Terbaik MTQ Nasional Kategori Qari’ Cilik yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2016 silam. Ananda Miftah Farid merupakan kafilah dari Provinsi DKI Jakarta.


Pada  beberapa waktu yang lalu, ananda Muhammad Miftah Faridl juga berkesempatan tampil dihadapan orang nomor satu di Brunai Darussalam, Sultan Hasanal Bolkiah. Foto-foto-nya bersama Sultan ini dibagikan di salah satu akun media sosial ananda Miftah sebagai bahan 
inspirasi.

(Foto ananda Miftah Faridl bersama Sultan Brunai Darussalam)

Caption yang ditulis ananda Miftah pada foto di atas sungguh luar biasa. Begini caption beliau :
“Tugas sudah selesai. Alhamdullilahi robbil ‘Alamin.. berkah al Qur’an kami dapat dipertemukan dalam sebuah acara terhormat di Satu Negeri  yang rakyatnya mayoritas Muslim. Setelah ngobrol-ngobrol2 “Sultan, ada salam dari seluruh rakyat Indonesia” kutip saya “wa ‘alaikum salam Warohmatullohi wa Barokatuh”. Jawab Sultan. Smoga Allah dapat mempertemukan kami di lain waktu, Amin.”

Sungguh luar biasa. Bi barokatil Qur’an. Ananda Muhammad Miftah Faridl yang lahir di Bontang bukan tidak mungkin akan menjadi Qari’ yang mendunia. Mensyiar’kan Al Qur’anul karim ke seluruh penjuru. Mengingat usianya yang sangat belia. Kita doakan kelak ia menjadi ulama besar di negeri ini.

Dan pada bulan Ramadhan ini, Muhammad Miftah Faridl yang lahir di Kabupaten Bontang, Kalimantan Timur ini juga mengikuti ajang “Semesta Bertilawah” yang diselenggarakan salah satu stasiun televisi swasta nasional. Remaja 14 tahun ini bersama beberapa sahabatnya mewakili Pondok Pesantren Al Kautsar Jakarta. Miftah bersama team-nya mendapatkan predikat terbaik atau juara pertama.

Remaja dan anak-anak muda Indonesia mungkin punya banyak idola macam artis sinetron atau penyanyi bertalenta. Namun sebagai remaja dan pemda Muslim, kita juga butuh sosok teladan dan inspirasi. Ananda Muhammad Miftah Faridl layak menjadi inspirasi, khususnya  bagi adik-adik remaja yang memiliki ghiroh cinta pada Al Qur’an.

Dan harapan kita, pada satu abad Indonesia di tahun 2045, akan tampil pemimpin-pemimpin bangsa yang hafal dan dekat dengan Al Qur’an.


Source foto dan video : Instgram sb_miftahfaridl dan youtube


Adi Esmawan, Muhibbul Qur’an StudiClub.




Cowok Kece ini Hafal 30 Juz di usia 19 tahun


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS Al Hijr : 9)

Sudah sangat lazim dan begitu mainstream, remaja dan anak-anak muda sekarang lebih banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong dan mantengin gagdet bersosmed ria.  Bahkan, kamus pemikiran anak-anak muda zaman ini lebih terforsir pada urusan cinta, asmara, cemburu, jomblo, jadian, tikung-menikung dan sebagainya.

Urusan mengaji, membaca, apalagi menghafal Qur’an. Ah, nanti dulu. Itu tidak kekinian.  Jarang sekali menemukan remaja dan anak muda yang punya perhatian dan semangat besar (ghirah) untuk mempelajari, mendalami dan menghafal Al Qur’an. Apalagi mentadabburi dan mengamalkan Al Qur’an.

Namun, fakta di atas tidak berlaku bagi remaja satu ini. Umurnya masih belia, 19 tahun. Namun siapa sangka, cowok ganteng dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang baru lulus SMA ini sudah hafal Al Qur’an 30 Juz. Nama lengkapnya Kuswandi. Biasa dipanggil Andi.

Di tengah angka buta aksara Qur’an yang masih tinggi di Indonesia, hafal 30 juz apalagi di usia remaja, adalah prestasi yang cukup “langka” dan membanggakan.

Perjuangan Andi untuk hafal Al Qur’an 30 juz tidaklah mudah. Butuh perjuangan panjang dan waktu yang lama. Ia memulai hafalanya sejak kelas dua SMP, 4 tahun silam. Salah satu santri di Ma’had Hadits Al Junaidiyah Watampone, Kabupaten Bone ini harus menghafal satu halaman tiap hari. Kemudian murojaah atau setor hafalan kepada ustadz pembimbing.

Adalah ketekunan, kesungguhan dan niat yang ikhlas sebagai modal utama. Disamping butuh suasanan hati dan mood yang harus benar-benar oke.


Andy juga baru saja mengikuti ivent  Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ) tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kantor Kementerian Agama memberikan perhatian yang cukup besar bagi para penghafal Al Qur'an. Diantaranya adalah banyaknya pembinaan tahfidzul Qur'an melalui rumah tahfidz atau camp tahfiz, hingga banyaknya beasiswa khusus bagi anak muda usia 18 - 22 tahun yang hafal Qur'an utuk menempuh studi di luar negeri seperti Turki, Maroko, Yaman, atau Mesir.

Jadi, jangan khawatir tentang masa depan para penghafal Al Qur'an. Karena ia adalah istimewa. Utamanya di hadapan Allah Ta'ala. Masalah lain-lain serahkan semua pada Allah. Pasti, la khoufun 'alaiyhim wa lahum  yahzanun.
Kapan nih mau meniru jejak Andi? 


Salam generasi Qur'any, generasi masa depan.

Author : Adi Esmawan
Sumber gambar : Facebook

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
| - | |